Kamis, 08 Desember 2011

Mencoba Berkreasi

Sudah lama ingin berkreasi dengan kain flanel , setelah membeli buku kreasi dari kain flanel.
Karena bingung cari bahan-bahannya karena dulu memang lum ada di daerah tempatku, jadi gak buat-buat, dan sekarang baru bisa membuatnya , karena bahan-bahannya mudah di dapat di tempaku tinggal sekarang ,
hanya beberapa saja yang bisa aku tag di sini ,nah ini salah satu hasilnya ;

Gantungan kuci donat 







aku jual di rumah harga Rp 5000 / biji :) kalau ada yang beli banyak aku kasih 4000 / perlusin hehehe..., tapi sementara ini lum ada yang beli banyak, paling-palingku ada yang tertarik dan membelinya alhamdulilah sesuatau hahaha...! terkadang juga hanya melihatnya saja dan bertanya doang. gak apa-apa yang penting sudah di lihat. ;).

Ini kreasi yang ke 2 :
Gantungan Hp 


Ini akua hargai hanya 3500/ biji perlusinnya 3000, belum ada yang beli hehehe...! :D.
Ayo mungkin sampean-sampean yang mau pesen , lain kali aku tag kreasi yang lainya.
Ini kadang-kadang aku nyontoh di internet.


Sabtu, 29 Oktober 2011

Kuliner yang tersisi Kreco/kul/ keong sawah

Di TL twitter dan sebuah blog aku membaca tentang makanan kuliner Surabaya yang mungkin bisa di bilang sudah sulit di temui yaitu salah satunya semanggi.

ngomong-ngomong soal kuliner di Surabaya ada kuliner yang mungkin hampir terlupa ,aku jadi ingat masih ada kuliner Surabaya yang mungkin tidak banyak di ketaui semua orang bahkan mungkin juga masyarakat Surabaya sudah lupa akan makanan ini, karena makanan ini juga jarang dan langkah di temui di Surabaya atau mungkin juga karena bentuknya yang …mungkin bagi orang lain jijik kali ya… kalau gak biasa makan makanan ini , mungkin juga ada tapi di tempat tertentu dan aku sendiri gak tau tempatnya… hehehe…, mungkin ada juga ada di daerah lain tapi entah di daerah mana ,tapi yang aku ingat ini asli kuliner Surabaya.
Makanan ini namanya kul atau kreco atau biasa juga di sebut keong sawah
 Hewan ini adanya Cuma di kawasan sawah-sawah, atau di pinggiran padi. Dan mungkin masih mirip bekecoot tetapi ukurannya lebih kecil.
Makanan ini biasanya di masak dengan kua dan di sertai dengan parutan kelapa dengan bumbu kuning dari kunir , serta cabe giling, rasanya pedes dan segar dan biasanya di masak dengan cangkanganya ,dan terlebih dahulu di pupil dulu belakang cangkangnya , dan uniknya lagi kalau memakan harus dengan lidih atau kayu yang mirip tusuk gigi dan dengan cara di isep , jika tidak kita tak dapat mengambil dagingnya .

Tidak hanya di kuah tapi biasanya juga di sate.

harganya pun terjangkau Cuma seribu rupiah perbiji, pernah sekali melihat orang penjual sate kul dan rasanya enak juga kalau yang suka sih!, karena saya suka jadi aku bilang enak hehe…, murah banget padahal kalau di lihat susah juga cari ini si siput.

Dan ternyata ini si keong sawah / kul ini mempunyai kandungan gizi yang tinggi karena di dalam dagingnya mengandung protein.jika pandai mengolahnya dengan benar

Nah apa sampean-sampean mau coba kuliner ini, mungkin di pasar kembang pusat kuliner Surabaya ada masakan ini.

Jumat, 28 Oktober 2011

Aku Dan Semanggi

Di sekitar rumah ketika itu masih banyak sawah dan banyak pula tumbuhan kecil-kecil termasuk tu semanggi, dulu kita gak tau kalau itu tumbuhan namanya si semanggi, gak ngerti juga kenapa itu tumbuhan di namakan semanggi, nah waktu itu saya yang masih kecil kira-kira masih SD dan teman-teman main di sawah biasa anak kampong mainnya di sawah gak, seperti sekarang mainnya di Mall karena waktu itu jarang mall kali ya…, dan kalau main di sawah gratis paling-paling kalu ketahuan yang punya sawah di marahi karena padinya terinjak-injak, waktu main di sawah kita melihat tumbuhan itu yang lain dari pada yang lain bentuknya juga berbeda daunya juga, iseng-iseng kita rame-rame mangambilnya kita mau jadiin mainan masak-masakan kita rajang-rajang gitu istilah mainan zaman dulu, setelah dapat banyak kita pulang maunya buat mainan tapi ketika emak ngeliat tu daun ( saya kalau memanggil ibu emak  )langsung bertanya “Iku awakmu golek nangdi semanggi sak munu akehe”, seorang temen jawab “Teng mriko bude ,pingire sawah”, begitu melihat banyaknya semanggi yang kita dapat emak langsung mengambilnya dan dia bilang “Wes ojo do gwe dolanan iki ngunu isok di masak, ben bude masak engkok lek wes mateng tak wenehi”,.
Setelah matang betul kami makan rame-rame dengan di kasih sambel yang terbuat dari ketelah di kasih cabe terus di ulek jadi satu istilanya orang jawa nah jadi deh , di temani dengan krupuk puli waktu itu krupuk yang di buat dari nasi, membuat sendiri, zaman dulu nasi  di jadiin krupuk  Merasa enak dan mudah di dapat bahanya besoknya cari lagi dan di masak lagi begitulah tiap hari habis sekolah langsung main ke sawah dan mencari tu semanggi hampir tiap hari, namanya juga masih anak-anak kalau sudah suka dengan apa yang di makan maunya makan terus. Jadi tiap hari makan tu semanggi rame-rame.
Suatu waktu habis makan semanggi sama sambal ni perut mule-mules, hampir seharian bolak balik kekamar mandi, hingga malam hari , walau sudah minum obat sakit perut tetep gak berhenti. Akhirnya esoknya di bawah ke puskesmas dan langsung di vonis kena diare dan di kasih obat ma vitamin, gi mana gak kena diare hampir tiap hari makan semanggi sama sambel ma kerupuk, mungkin karena bahannya mudah di dapet, jadi tiap hari nyari dan makan tu semnggi. Setelah kena sakit perut dan murus-murus namanya juga masih anak-anak tetep main kesawah dan mencari semanggi lagi, tetapi semangginya kali ini bukan buat kita-kita tapi tetapi kita kasih ketetangga yang kebetulan jual pecel semanggi, sekali waktu kita di kasih pecelnya atau kerupuk pulinya tetapi tidak sering-sering lagi takut sakit perut, gitu sudah seneng banget kita-kita merasa di hargai walau dengan kerupuk .
Sayang sekarang sudah jarang nemuin tu namanya semanggi sekali ada mahal banget sekitar enam ribu sebungkus semanggi dan kerupuknya,perna tanya kok mahal buk, bakulnya bilang maklum mbak semangginya susah di dapet, ya…di maklumi aja sebab Surabaya sudah jarang ada sawah.